Komparator Non-Inverting dengan Vref = 0V
Komparator
adalah perangkat yang digunakan untuk membandingkan dua sinyal input analog
(Volt). Pada kasus Komparator Non-Inverting, input diterapkan pada terminal
non-inverting dari op-amp, sementara terminal inverting dijaga pada potensial
referensi. Dalam hal ini, tegangan referensi adalah nol, yaitu Vref = 0V.
Komparator Non-Inverting beroperasi dalam konfigurasi open loop, sehingga
keluarannya berada dalam keadaan jenuh.
1. Dapat memahami apa itu, cara kerja, dan penggunaan
rangkaian Komparator Non-Inverting dengan Vref = 0
2. Dapat mensimulasikan rangkaian Komparator
Non-Inverting dengan Vref = 0
3. Dapat mengaplikasikan rangkaian Komparator
Non-Inverting dengan Vref = 0 yang dikombinasikan dengan sensor
A. Alat
1. DC Voltmeter
2. Osiloskop
B. Generator
1. Baterai
2. Power Supply
3. Signal Generator
C. Bahan
1. Resistor
2. Dioda
3. Op-Amp
4. Transistor NPN
D. Komponen Input
1. Sensor Sentuh
a) Resistor
Resistor adalah
komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm
(simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap
resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan
persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan
gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang
pertama.
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang
kedua.
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gleang
ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4
atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi
dari resistor.
b) Sensor LDR
LDR (Light
Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai
resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang
mengenainya. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Nilai resistansi
dari LDR bergantung pada intensitas cahaya. Semakin tinggi intensitas cahaya
(siang hari) yang mengenainya, maka semakin kecil nilai resistansinya.
Sebaliknya semakin rendah intensitas cahaya (malam hari) yang mengenainya,
maka semakin besar nilai resistansinya.
Secara
umum, sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm saat intensitas cahaya
rendah (malam hari) dan akan menurun menjadi 500 Ohm saat intensitas cahaya
tinggi (siang hari).Umumnya sensor LDR digunakan pada rangkaian lampu otomatis
pada rumah, taman, dan jalan raya.
Karakteristik sensor LDR
1. Laju Recovery
Laju
recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi
dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus
harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya,
yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang
dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.
2. Respon Spektral
Sensor
Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang sama
untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan
yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium,
baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar
yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantaryang baik.
Karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah
sebagai berikut:
1.Tegangan maksimum (DC): 150V
2. Konsumsi arus maksimum: 100mW
3. Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
4. Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
5. Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
6. Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius
c) Sensor PIR
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah
dari luar. Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor
gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah
gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra
merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan
terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Lensa Fresnel
Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang
memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa
Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas
parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi
persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah
ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna
dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar
terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh
lebar berkas cahaya.
2. IR Filter
IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared
pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan
dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang
dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh
manusia saja.
3. Pyroelectric Sensor
Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan suhu
panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah
yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari
sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium
nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa
bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini
membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik
karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya
hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai
solar cell.
4. Amplifier
Sebuah
sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material
pyroelectric.
5. Komparator
Setelah
dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga
mengahasilkan output.
Grafik respon sensor PIR:
1. Respon terhadap arah, jarak, dan kecepatan
Grafik Respon Sensor PIR
Pada grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda
mengasilkan tegangan yang bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek
terhadap sensor PIR, maka semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c)
Semakin cepat objek bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR
karena infrared yang ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah
dideteksi oleh PIR, namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena
sudah diluar jangkauan sensor PIR.
2. Respon terhadap suhu
Grafik Respon terhadap suhu
Dari grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi
seberapa jauh PIR dapat mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu
disekitar maka semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
d) Transistor NPN
Transistor
merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal,
pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya.
Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada
rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini
diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus
pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON.
Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika
arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor
atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar
0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar
tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan
elektron atau muatan negatif. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi
muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor. Basis (B) berguna untuk
mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui
kolektor.
e) Relay
Relay
merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet
(coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen
elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar
yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis
yaitu :
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum
diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
f) Dioda
Diode
(diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Berikut ini adalah fungsi dari dioda antara lain:
1. Untuk alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.
2. Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
3. Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan
partikel DC untuk sinyal AC.
4. Untuk menstabilkan tegangan pada voltage regulator
5. Untuk penyearah
6. Untuk indikator
7. Untuk alat menggandakan tegangan.
8. Untuk alat sensor cahaya, biasanya menggunakan
dioda photo.
Untuk menentukan arus zenner berlaku persamaan:
Dengan:
Grafik Dioda
Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah
ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar)
dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown
dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan
tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan
tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area
ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
g) Lampu
Lampu
Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus
listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric
Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh
Baterai dan Aki.
Jenis Jenis Lampu Listrik:
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Lampu
Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang
menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca
yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton
atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan
listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.
Lampu
Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di
Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga
Lampu Dekorasi. Pada umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar
1000 jam dan memerlukan Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan
jenis-jenis lampu lainnya.
2. Lampu Lucutan Gas (Gas discharge Lamp)
Lampu
lucutan gas menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan elektris
melalui gas yang terionisasi, misalnya pada plasma. Sifat lucutan gas sangat
tergantung pada frekuensi atau modulasi arus listriknya. Biasanya, lampu lampu
ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon) atau campuran dari
gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-bahan
tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam.
3. Lampu LED (Light Emitting Diode)
Lampu
LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED
tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering
kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.
h) Op – Amp
Op-Amp
adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal
listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk
menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Karakteristik IC Op - Amp:
* Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak
terhingga)
* Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage)
atau Voo = 0 (nol)
* Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak
terhingga)
* Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0
(nol)
* Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
* Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Konfigurasi Op - Amp
1. Inverting Amplifier:
Rumus
Inverting Amplifier:
2. Non Inverting Amplifier:
Rumus Non Inverting Amplifier:
3. Komparator
Rumus Komprator:
4. Adder
Rumus Adder:
Bentuk Gelombang:
i) Motor DC
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat
disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua
terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC:
Terdapat
dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC,
yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor
yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan
medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka
magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan
magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)
dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk
menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub
magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan
akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi
kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan
akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi
tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan
berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara
magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan
akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang
hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
j) Baterai
Baterai adalah
perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik
seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai
memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan
terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah
sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke
terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal,
reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi
lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal
sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara
khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun
penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari
satu sel.
Prinsip operasi:
Baterai
mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari
sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang
terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu
sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di
mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan
elektrode positif di mana kation berpindah.
Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi
(elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan
teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan,
proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi
terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda
untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara
sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.
k) Touch Sensor
Touch
sensor merupakan sebuah lapisan penerima input dari luar monitor. Input dari
touchscreen adalah sebuah sentuhan, maka dari itu sensornya juga merupakan
sensor sentuh. Biasanya sensor sentuh berupa sebuah panel terbuat dari kaca
yang permukaannya sangat responsif jika disentuh. Touch sensor ini diletakkan
di permukaan paling depan dari sebuah layar touchscreen, dengan demikian area
yang responsif terhadap sentuhan menutupi area pandang dari layar monitor. Maka
dari itu ketika kita menyentuh permukaan layar monitornya, input juga telah
diberikan oleh kita. Teknologi touch sensor yang kini banyak digunakan terdiri
dari tiga macam, seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu Resistive
touchscreen, Capasitive touchscreen, dan Surface wave touchscreen.
Grafik respon touch sensor
Pada
grafik respon tocuh sensor di atas diperoleh bahwa saat sebelun sensor
disentuh, pada touch sensor memiliki sinyal sentuh penuh, maka saat sensor
touch disentuh, sinyal pada sensor akan menurun kekuatannya dimana saat proses
penurunan sinyal touch sensor, kinerja touch sensor bekerja mengaktifkan touch
sensor sehingga touch sensor menghasilkan tegangan output.
Komparator Non Inverting dengan Vref = 0
Sensor saat disentuh, True 1
Sensor tidak disentuh, False 0
Rangkaian Komparator Non-Inverting dengan Vref = 0V [Download]
Rangkaian Komparator Non-Inverting dengan Vref = 0V dengan sensor sentuh [Download]
Datasheet Resistor
Datasheet Op Amp
Datasheet Transistor
Datasheet Relay
Datasheet Motor
Datasheet Baterai
Datasheet Potensiometer
Datasheet Dioda
Datasheet Touch Sensor [Download]
Datasheet LED [Download]
Komentar
Posting Komentar